Ketigakakek itu rupanya sudah bersahabat sejak mereka kecil. Bahkan ketika di usia tua, mereka tetap kompak berkumpul bersama. Dalam video itu, mereka tampak sedang berkumpul dan duduk di depan rumah. Mereka tampak bersantai. Rambut putih dan kulit keriput mereka terlihat dengan sangat jelas. Meski demikian, mereka tetap kompak saat bergaya. FUGkXvc. Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini..... Nama saya Muhammad Rakha, biasa dipanggil Rakha, saya lahir pada tanggal 10 Agustus 2003 di Jakarta. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang lain. Saat saya berumur 6 tahun, saya masuk sekolah TK Taman Kanak-kanak, waktu TK saya sangat aktif dan tidak mau mengalah, dan waktu TK saya sangat senang dengan pelajaran menggambar. Pada masa-masa TK saya sudah mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke TK sendiri tanpa diantar orang tua seperti anak-anak lainnya, dan pulang kerumah sendiri, saya tidak pernah menangis seperti teman-teman yang lainnya. Setelah melewati masa-masa TK, saya lanjut ke SD Sekolah Dasar pada umur 6 tahun, waktu itu saya sudah bisa membaca, jadi pada saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman-teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak mau sekolah lagi. Ketika saya berumur 10 tahun atau pada saat kelas 5 SD, ada murid pindahan dari Jawa. Namanya adalah Desti. Dia adalah orang yang sangat cantik, baik, dan suka menolong. Kami memiliki banyak kesamaan sehingga kami menjadi sahabat. Lalu saya masuk ke sekolah menengah pertama, yang berada di daerah Setiabudi, selama 3 tahun saya selalu menikmati kegiatan setiap harinya disekolah. Dan setiap saya naik kelas pasti saya akan memiliki teman baru karena selalu diacak setiap naik kelas. Akhir semester pun tiba dan saatnya Ujian Nasional. Sebenarnya saya tidak punya tujuan ingin masuk ke SMA ataupun SMK manapun. Yang terpenting adalah saya mendapatkan NEM yang bagus. Setelah ujian nasional, tiba lah waktu pengumuman NEM. Satu hari sebelum pengumuman, saya selalu berdoa agar mendapatkan NEM yang terbaik. Akhirnya saya pun mendapatkan NEM yang bisa dibilang lumayan bagus. Tapi karena saya tidak punya tujuan ingin masuk SMA/SMK, orang tua saya mendaftarkan ke SMK 47 NEGERI JAKARTA jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran BDP. Mungkin hanya itu kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini. Muhammad________Rakha Giveaway skin alucard lone hero sampai S15 Jakarta - Ada satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dipercaya masih hidup sampai sekarang ini. Yakni sebuah pohon yang berada di kawasan Buqa'awiyya. Pohon tersebut dikenal dengan nama 'Pohon Sahabi' dan diberi julukan 'The Only Living Sahabi'.Kisah Pendeta BahiraSirah Nabawiyah Ibnu Hisyam mengisahkan cerita mengenai pendeta Bahira yang mengetahui tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah ketika masih ketika Abu Thalib hendak bepergian bersama kafilah dagang ke Syam. Ternyata Muhammad ingin ikut, hati Abu Thalib pun terketuk. Diajaklah Muhammad oleh Abu Thalib beserta rombongannya. Setibanya di Bushra, sebuah daerah di Syam. Ada seorang pendeta bernama Bahira yang menjadi rujukan ilmu bagi para pemeluk agama Nasrani. Ia menyendiri di biara semenjak menjadi pendeta, dan ia pun tak pernah keluar dari tempat dagang Quraisy sering singgah di biara itu, dan pendeta Bahira tak pernah bicara bahkan tak pernah menampakkan diri kepada pada saat itu, saat mereka singgah di dekat biara, Bahira sudah menyiapkan banyak makanan. Kemungkinan penyebabnya karena sesuatu yang ia lihat dari dalam biara. Ahli sejarah menduga bahwa ketika dalam biaranya, Bahira melihat Muhammad berjalan di antara rombongan dan ada awan yang menaungi dagang Quraisy berhenti dan bernaung di bawah pohon di dekat biara. Lagi-lagi Bahira melihat awan menaungi pohon itu, dan dahan-dahannya merunduk di atas Muhammad sehingga ia bisa Bahira turun dari biaranya dan mengutus seseorang untuk menemui rombongan dan mengajak mereka menyantap hidangan yang telah disiapkan. Ia berpesan agar semua orang dalam kelompok untuk datang tanpa terkecuali; anak kecil, orang dewasa, hamba sahaya, ataupun orang para anggota kafilah berkumpul di biara. Diam-diam Bahira mengamati Muhammad. Ia memperhatikan dengan cermat, menelisik seluruh tubuhnya, hingga menemukan sifat-sifat kenabian pada makan, orang-orang Quraisy berpencar, lalu Bahira mendekati Muhammad dan bertanya, "Nak, demi Lata dan Uzza aku akan bertanya kepadamu, dan engkau harus menjawab pertanyaanku."Para sejarawan meyakini bahwa Muhammad menjawab, "Janganlah engkau bertanya kepadaku atas nama Lata dan Uzza. Demi Allah, tidak ada yang paling kubenci selain keduanya."Bahira berkata, "Demi Allah, hendaknya engkau menjawab pertanyaan pertanyaanku." Muhammad menjawab, "Silakan bertanya."Ia pun menanyakan segala sesuatu yang ingin diketahuinya. Muhammad menjawab semua pertanyaannya, dan ternyata jawaban yang diberikannya selaras dengan sifat-sifat Bahira memeriksa punggung Muhammad, dan ia melihat ada stempel kenabian di antara kedua bahunya, di tempat yang sesuai dengan yang diketahuinya. Ibnu Hisyam berkata, "Tanda kenabian itu seperti bekas bekam."Setelah urusannya dengan Muhammad selesai, Bahira berpaling kepada pamannya, Abu Thalib. Ia bertanya, "Anak siapa ini?". Abu Thalib menjawab, "Dia anakku."Bahira membantah, "Ia bukan anakmu. Tidak mungkin anak ini punya seorang ayah yang masih hidup."Abu Thalib membenarkan, "Memang, ia anak saudaraku". Bahira bertanya lagi, "Apa yang dilakukan ayahnya?"Abu Thalib menjawab, "Ia sudah meninggal saat ibunya mengandung anak ini."Bahira berkata, "Engkau benar. Sebaiknya engkau segera membawa keponakanmu ini kembali ke negerimu. Dan berhati-hatilah terhadap orang orang Yahudi. Demi Allah, kalau sampai melihat anak ini dan mengetahui apa apa yang kuketahui, mereka akan melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya. Sungguh, keponakanmu ini akan memiliki kedudukan yang agung. Sekarang, pulanglah cepat-cepat ke negerimu."Maka setelah urusan bisnisnya di Syam selesai, Abu Thalib langsung membawa Muhammad pulang kembali ke Pohon SahabiMengutip buku Islam di Yordania, Maroko, dan Spanyol oleh Muhammad Fadhilah Zein, Pangeran Ghazi bin Muhammad beserta otoritas pemerintah Yordania menemukan Pohon Ghazi menemukan referensi dari naskah kuno ketika memeriksa arsip negara di Perpustakaan Royal Archives. Disebutkan bahwa Pohon Sahabi berada di gurun sebelah utara ia mengadakan pengamatan bersama sejumlah ulama, termasuk Syekh Ahmad Hassoun, seorang mufti besar observasi membenarkan pohon itulah yang disebutkan sebagai tempat berteduh Nabi Muhammad saat perjalanannya ke Syam, dalam kisah pendeta Bahira Buhaira yang diceritakan di kini pohon yang disebut sahabat nabi tersebut dilestarikan oleh pemerintah Yordania dan dipantau secara rutin Sahabi juga dinilai unik lantaran tumbuh di padang pasir yang kering dan gersang. Ialah satu-satunya pohon yang hidup subur dengan daun yang rindang di kawasan gurun Buqa' Ulama Dan Peneliti SirahBuku 40 Sirah Popular Yang Diragui Berkenaan Nabi & Sahabat oleh Mustafar Mohd Suki menyebutkan bahwa Professor Ibrahim Musa al-Zaqarthi, Ketua Pengkaji Geografi Yordania menyatakan tidak tepat menyandingkan Pohon Sahabi menjadi sahabat Nabi karena beberapa sebabPertama, Tidak benar bahwa Ibnu Hisyam atau al-Tabari menyebut kawasan Buqa'awiyya seperti yang diduga oleh orang tidak ada jalur perdagangan atau jalur ziarah yang melalui kawasan Buqa'awiyya. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian Yordania menyatakan umur pohon tersebut berusia 520 hadis tidak menyepakati sirah yang menceritakan bahwa Rasulullah berteduh di bawah Pohon Sahabi ketika perjalanan ke Syam untuk berniaga, karena tidak adanya riwayat shahih yang menyatakan sebagian mereka menerimanya, dan sebagian lain menolak kesahihan kisah karena bertentangan dengan logika. Wallahu a'lam. Simak Video "Jual Parsel Buah-buahan, Pedagang Lumajang Raih Untung 10 Kali Lipat" [GambasVideo 20detik] lus/lus