Penelitian yang diterbitkan pada Journal of Mid-Life Health menunjukkan, IVA test lebih sensitif daripada pap smear. Penelitian ini menemukan, IVA test 89% lebih sensitif daripada pap smear, yang hanya sebesar 52 persen. Artinya IVA test mampu lebih cepat mendeteksi penyakit. Meski demikian, hasil pap smear dinilai lebih akurat daripada IVA test.
Sama seperti pap smear, dokter akan menggunakan spekulum untuk membuka vagina dan mengambil sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Perbedaannya, tes HPV DNA bertujuan mendeteksi keberadaan virus HPV yang dapat memicu kanker serviks. Wanita usia 21-29 tahun dianjurkan untuk menjalani pap smear setiap 3 tahun.
Hasil pap smear tidak hanya positif dan negatif, ada juga displasia. Hasil ini masih dalam batas normal hanya saja ditemukan perubahan sel yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Untuk kasus seperti ini, dokter akan membarikan terapi yang sesuai dengan penyakitnya.
Sedangkan untuk wanita usia di bawah 21 tahun, wanita usia 65 tahun ke atas yang memiliki riwayat skrining kanker serviks secara rutin selama 10 tahun terakhir dengan hasil yang normal, dan wanita yang sudah pernah melakukan prosedur histerektomi total tidak direkomendasikan untuk dilakukan skrining Pap smear. [1,2]
Memiliki riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya. Cara mencegah kanker serviks Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks dirangkum dari RSUD Sawahlunto dan UPK Kemenkes yakni sebagai berikut. Tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini, kurang dari 18 atau 20 tahun;
Pap smear dapat dilakukan minimal 12 minggu setelah melahirkan. Perempuan yang telah menjalani operasi pengangkatan seluruh rahim dan serviks (histerektomi total). Dengan catatan, prosedur histerektomi total tidak dilakukan atas indikasi adanya kanker atau lesi prakanker. Perempuan usia 65 tahun ke atas dengan hasil pap smear sebelumnya normal.
Sebab, alkohol dapat memengaruhi hasil dari beberapa tes. Beritahu dokter terkait semua obat-obatan yang sedang kamu konsumsi sebelum pemeriksaan. Untuk wanita, beritahu tim medis jika sedang menstruasi. Sebab, pasien tidak bisa melakukan tes urine, feses, dan pap smear. Darah akan memberikan hasil yang tidak akurat.
Kapan harus Pap smear?. Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists, setiap perempuan dianjurkan Pap smear sejak berusia 21 tahun. Setiap perempuan berusia 21 sampai 29 tahun harus melakukan Pap smear setiap 3 tahun sekali. Lalu, setiap perempuan berusia 30 sampai 65 tahun wajib Pap smear setiap 5 tahun sekali disertai pemeriksaan penunjang lain, yaitu tes HPV.
Kanker serviks stadium 1A merupakan bentuk awal dari tahap 1. Sel kanker yang muncul pada tahap ini adalah sel kanker dalam jumlah kecil sudah menyerang serviks dan hanya bisa dilihat di bawah mikroskop. Stadium IA1: Sel kanker sudah menyerang jaringan serviks dengan kedalaman <3 mm dan mempunyai lebar <7 mm.
Pap smear merupakan salah satu tes skrining yang dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. Jenis skrining kanker serviks lainnya, yaitu tes human papillomavirus (HPV). Tes pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks) Anda. Serviks itu sendiri merupakan bagian ujung rahim yang sempit dan berada di bagian atas vagina.
D6rjUm.